Rabu, 15 Oktober 2014

Toko Selimut Lurik Asunsion



Jual selimut lurik model asunsion BVK

Kode: BTS72

Kualitas terjamin dari pabrik selimut lurik Jawa Tengah.

Ada orang, agaknya dengan sangat bangga berkata bahwa “Memang aku mudah marah, tapi aku segera melupakannya.” Mereka dianugerahi kemampuan untuk menyembuhkan sendiri luka hatinya. Tak heran, meski amarahnya meledak-ledak tak terkendali, hanya dalam hitungan detik mereka sudah berteman lagi; bersendau gurau seolah tak terjadi sesuatu apa. Betapa sebuah anugerah yang tak ternilai. Seorang bijak pernah berujar, kesabaran adalah pangkal dari kemenangan.

Kamis, 02 Oktober 2014

Grosir Selimut Lurik Banteng F12



Jual selimut lurik cap banteng kualitas super !

Kode: JNB7GV

- harga pantas
- selimut lurik standar rumah sakit
- bahan istimewa

Pada masa Nabi, di Madinah, tinggallah seorang pemuda bernama Zubid. Dikenal sebagai pemuda yang baik di kalangan para sahabat. Juga dalam hal ibadahnya termasuk orang yang rajin dan taat.

Dari sudut ekonomi dan finansial, ia pun tergolong berkecukupan. Sebagai seorang yang telah dianggap mampu, ia hendak melaksanakan sunnah Rasul yaitu menikah. Beberapa kali ia meminang gadis di kota itu, namun selalu ditolak oleh pihak orang tua ataupun sang gadis dengan berbagai alasan.

Akhirnya pada suatu pagi, ia menumpahkan kesedihannya tersebut kepada sahabat yang dekat dengan Rasulullah.

“Coba engkau temui langsung Baginda Nabi, semoga engkau menemukan jalan keluar yang terbaik bagimu”, nasihat mereka.

Zubid kemudian mengutarakan isi hatinya untuk Baginda Nabi.

Sambil tersenyum Nabi berkata:
“Maukah engkau saya nikahkan dengan putri si Fulan?”

“Seandainya itu adalah saran darimu, saya terima. Ya Rasulullah, putri si Fulan itu terkenal akan kecantikan dan watak baiknya, dan hingga kini ayahnya selalu menolak lamaran dari siapapun.

“Katakanlah aku yang mengutusmu”, sahut Baginda Nabi.
“Baiklah ya Rasul”, dan Zubid segera bergegas bersiap dan pergi ke rumah si Fulan.

Tiba di rumah Fulan, Zubid disambut sendiri oleh Fulan
“Ada keperluan apakah hingga saudara datang ke rumah saya?” Tanya Fulan.

“Rasulullah saw yang mengutus saya ke sini, saya hendak meminang putrimu si A.” Jawab Zulebid sedikit gugup.

“Wahai anak muda, tunggulah sebentar, akan saya tanyakan dulu kepada putriku.”

Fulan menemui putrinya dan bertanya, “bagaimana pendapatmu wahai putriku?”

Reaksi putrinya, “Ayah, jika memang ia datang karena diutus oleh Rasulullah saw, maka terimalah lamarannya, dan aku akan ikhlas menjadi istrinya.”